Salam Rimba!

216176_3456318140733_326829780_n

Ini adalah catatan perjalan yang saya bikin sebagai bahan bacaan, referensi bagi yang berminat naik ke kerinci, dan selebihnya kenang-kenang ajalah mana tau saya lupa nanti.. hehehe..

Gunung kerinci adalah gunung yang memiliki ketinggian 3805mDpl (begitulah kata sumbernya). Gunung ini di identifikasi sebagai gunung tertinggi di pulau sumatra sekaligus gunung berapi tertinggi di Indonesia. Gunung kerinci ini terletak diantara provinsi Jambi dan Padang dan masih merupakan habitat asli hewan liar seperti Macan. Oke lah mungkin itu sekilas gambaran umum tentang gunung kerinci ini.

21 Agustus 2012

Perjalanan dimulai dari rumah saya di Tasikmalaya-Jawa Barat pukul 22.00. Peserta pendakian berjumlah 18 orang campuran dari berbagai daerah. Diantaranya 8 orang dari Tasikmalaya (Pak akuh, Nindi *saya*, tidar, Kang Toto, Robby, Amal, Fahmi, dan Hendra) kemudian 5 orang dari Jakarta (Bang Gopal, Dimas, Tigor, Febby, dan Donna) kemudian a azay (bandung), Kang Ojat (Padang), Abet dan Yopi (Jambi) dan Anton (Bengkulu).

Awalnya kami sempat terkejut karena mobil yang kami sewa untuk 8 hari perjalanan tiba-tiba mendadak membatalkan dari pihak perusahaannya. Kemudian kami mendapatkan mobil pengganti dan bisa dibilang jauh dari harapan (perjalanan sumatra yang jauh dengan menggunakan mobil L300) tampak casing luar yang jauh dari bayangan tetapi tak melunturkan semangat kami untuk berangkat malam itu. “ya sudah lah gpp pake mobil ini” kataku dalam hati..

8 orang dari tasikmalaya ini siap menjemput rombongan yang lain di Jakarta.. Awal perjalanan mungkin masih cukup longgar untuk kaki kami sebelum akhirnya rombongan lain ikut masuk mobil. Lumayan lah Tasik-Jakarta kan jauh.

Untunglah meskipun kondisi luar mobil yang terbilang jauh dari harapan, tetapi supir yang mengantar kami sampai Kerinci sudah memiliki banyak jam terbang ke Sumatra. Kang Agus dan Kang Beben *sapaan yang kami gunakan kepada supir* menjadi salah satu kunci keberhasilan pendakian Kerinci. Hahahaha….

22 Agustus 2012

Pukul 06.00 kami tiba di pasar Rebo-Jakarta. Tampak rombongan dari Jakarta sudah siap menunggu kami di pinggir jalan. Dengan segera carrier dimasukan ke dalam mobil beserta orangnya. Semakin terhimpit lah kami dalam mobil itu. Gas pun segera ditancapkan menuju pelabuhan Merak. Pukul 08.00 kami tiba di pelabuhan Merak. Untunglah meskipun arus balik sudah dimulai, tapi kapal yang kami tumpangi tampak lenggang.

561717_3456449824025_958433629_n

Pukul 10.00 akhirnya kami menginjakak kaki di pulau Sumatra. Buat saya ini First Time! Hahahah. Kami pun segera meluncur melanjutkan perjalanan yang dirasa akan sangat panjang. Disela-sela perjalanan kami sempat mampir di beberapa rumah makan. Harga yang ditawarkan pun cukup mencengangkan (biasa di pulau jawa murah-murah sih). Mungkin karena letak geografis makanya banyak terjadi perbedaan harga. Bisa 3x lipat lebih mahal dari makanan di pulau jawa.

Setelah kami beristirahat makan, mandi, dan shalat kami pun melanjutkan perjalanan. Sejenak saya teringat sebuah nama teman saya yang bertempat tinggal di Lempuing, Palembang. “Oh iyaaa kak awal..” dengan segera saya mencari lokasi dibantu dengan GPS dan saya pun menghubungi kawan saya itu. Ternyata rute perjalanan kami melewati rumahnya. Saya berinisiatif untuk mampir sebentar sekaligus melepas kangen saya padanya. Pukul 19.00 kami tiba di Kecamatan Lempuing, Palembang. Kami disambut hangat oleh keluarga kak Awal. Kami pun ikut shalat terlebih dahulu.

558186_3456477344713_268474501_n

Karena kami sedang diburu waktu maka kami tidak bisa berlama-lama di rumah tersebut. Segeralah kami melanjutkan perjalanan. Pikirku, “wah palembang nih… berarti jembatan Ampera” oke! Kang Beben pun segera melesat ke jembatan ampera, dan sejenak kami pun berfoto disana.

547129_3456504465391_1060282115_n

23 Agustus 2012

Pukul 12.00 akhirnya kami tiba di Kecamatan Sarolangun-Jambi. Setelah semalam kami mampir di rumah kak Awal, saya teringat satu nama lagi yang mungkin bisa menjadi persinggahan sementara untuk kami meluruskan kaki. Ya, Bang Ibek, dia adalah kawan sekaligus kakak senior saya di kampus. Ternyata rute yang kami lalui mengarah pada rumahnya, segeralah saya menghunginya. Kami pun beristirahat dan shalat sejenak di rumah bang Ibek.

546759_3456458464241_847696781_n

Pukul 17.00 akhirnya kami tiba di Bangko. Kemudian pukul 19.45 kami tiba di Gatlat Gajah perbatasan antara Jambi-Kerinci. Kami sempat beristirahat terlebih dahulu sambil berfoto dengan patung gading gajah yang cukup besar yang membentuk seperti gapura. Karena sudah gelap kami tidak dapat mengambil gambar gading gajanya secara jelas.

Pukul 23.15 kami tiba di Kota Sungai Penuh. Kami sempat berpikir untuk mencari logistik di kota ini karena besok pagi kami sudah mulai trackking. Namun hari sudah larut malam, tidak banyak toko di pasar yang buka pada malam itu. Pak Akuh dan a Hendra (a giring kami menyebutnya) segera mencari logistik menyusuri pasar di Kota Sungai Penuh. Kami berpikir jika besok kami membeli logistik di Desa Kayu Aro mungkin akan membuang waktu kami karena harus packing berulang lagi. Sementara yang lain mencari logistik, saya, Tidar, dan Amal mencari sesuatu untuk bisa dimasukan ke perut. Ya, pilihan kami terjatuh pada martabak mesir. Tak lama bang Tigor, Gopal, dan Dimas pun menyusul kami. Entah lah saya merasa martabak itu enak sekali meskipun menurut saya bumbu yang digunakan kurang kuat, atau mungkin karena kami sedang kelaparan kali yaaa…

Pukul 12.00 akhirnya kami tiba di Desa Bedeng Dua Kecamatan Kayu Aro dan disambut hangat oleh keluarga A yopi.. malam ini kami akan beristirahat disini… waaahhh.. perjalanan yang cukup membuat pegal-pegal.. makanan pun segera disajikan oleh ibunda a Yopi. Setelah dirasa cukup kenyang dan sedikit berbincang-bincang akhirnya kami segera Tidur.

24 Agustus 2012

316835_3482864084365_560241240_n

Semalam, Pak Akuh menyuruh kami bangun pukul 06.00 dan mulai trackking pada pukul 07.00 agar kami memilki banyak waktu untuk akhirnya tiba di shelter III (camp terakhir), tapi apa daya, kami terbangun pukul 08.00 dan segera kami packing ulang dan bersiap untuk mendaki. Pukul 09.30 kami berangkat dari Desa Kayu Aro diangkut oleh L300. Tak tanggung-tanggung sekarang mobil dipenuhi 17 Pendaki beserta carrier. Sangat sesak tetapi menyenangkan. Untung lah, perjalanan menuju Simpang Macan hanya berjarak setengah jam. Perjalanana dari Desa Kayu Aro menuju Simpang Macan didominasi oleh perkebunan Teh.

295210_3482917005688_1467242303_n

Pukul 10.00 kami tiba di Simpang Macan, kami   tidak menghentikan laju kendaraan dan memasukan mobil hingga ke R10 karena jalan menuju R10 cukup landai dan beraspal. Untuk pendaki yang menggunakan kendaraan umum, maka kendaraan tersebut akan berhenti di Simpang Macan, dan pendaki harus meneruskan perjalanan menuju pintu rimba sekitar 45 menit jika berjalan. Air bisa didapatkan di Simpang Macan maupun di Desa Kayu Aro, tapi sebaiknya mengambil air di Desa Kayu Aro saja. Ada sejumlah ATM yang bisa ditemui di desa Kayu Aro sampai Simpang Macan, ada BNI, BRI, ATM Bersama, tetapi tidak ada BCA.

pos R10

555631_3456463224360_238183608_n

Karena kami naik mobil, maka perjalanan dari Simpang Macan menuju R10 hanya 10-15 menit saja. Yaa, lumayan lah mengirit energi.. selama ada kesempatan untuk lebih mudah kenapa tidak? Ya gak? Hahaha.. Jalan Aspal pun terhenti sebelum pos R10. Kami bertemu dengan 2 orang petugas yang menanyakan pada kami berapa orang pendaki yang akan naik, tapi kami tidak dimintai fotocopy KTP atau identitas lainnya. Berbeda dengan Taman Nasional di Gunung lain yang perlu adanya penyerahan identitas sebelum naik, Taman Nasional Gunung Kerinci tidak melakukannya. hanya pencatatan secara manual jumlah pendaki yang akan naik, dan itupun tidak lengkap. (mungkin ini bisa jadi bahan evaluasi bagi pengurus TNKS agar lebih memperhatikan pendaki yang akan naik agar memudahkan pencarian jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan). Setelah seluruh pendaki menurunkan carrier dari mobil, kami segera berjalan hingga R10. Pos ini berupa sebuah bangunan kecil beratap dan memiliki sebuah ruangan kecil (mirip pos penjagaan) yang didalamnya tampak kosong dan bisa dimanfaatkan untuk istirahat.

260405_3456469824525_297621333_n

Setelah pos R10 kami berjalan 10 menit menuju pintu Rimba. Cukup dekat dan jalanan masih cukup landai. Pohon ilalang mendominasi perjalanan hingga pintu rimba. Dari pintu rimba pukul 10.22 kami segera melanjutkan perjalan menuju pos I. Pada saat kita melewati pintu rimba, kita akan disambut secara langsung dengan nuansa hutan hujan tropis.

216144_3456480704797_838200272_n

Track menuju pos I terbilang cukup landai dan datar, hanya dibeberapa tempat kita akan menemui pohon besar yang tumbang. Kami disambut semilir angin dan bau khas hutan serta tanah yang yang cukup basah dan licin. Cuaca pada saat itu terbilang bagus meskipun puncak kerinci tertutupi oleh kabut. Sekitar 30-45 menit kami berjalan akhirnya pada pukul 10.40 kami tiba di pos I. Ketika kami tiba disini, kami menjumpai banyak pendaki yang juga akan naik. Pos I merupakan sebuah tempat yang terdapat bangunan beratap dan cukup luas. Pendaki bisa beristirahat sebentar sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

564654_3456532706097_1225148984_n

Setelah seluruh anggota kami berkumpul, kami pun segera melanjutkan perjalanan menuju pos II. Jarak dari Pos I ke Pos II tidak berbeda jauh seperti sebelumnya, berkisar antara 30-45 menit dan paling lama 1 jam. Jalur menuju pos II juga masih terbilang landai dan mudah. Akhirnya pada pukul 11.10 kami tiba di pos II. Pada pos II (pos bangku panjang) ini tidak terdapat bangunan seperti Pos I, ini hanyalah lahan yang cukup datar dan dibelah kiri terdapat sumber air berupa sungai. Namun air hanya ada jika musim hujan. Karena kami datang pada saat Kemarau, maka air yang kami temui sangat sulit dan tidak banyak, bahkan air yang kami dapat cukup kotor karena lumpur. Setelah beristirahat sejenak, kami segera melanjutkan perjalanan menuju pos III. Jalur menuju pos III (pos Batu Lumut) juga dapat ditempuh dalam waktu 45 menit – 1 jam perjalanan. Jalur menuju pos III ini sudah mulai menanjak, tetapi masih mudah untuk dilewati. Pendaki harus mulai berhati-hati karena jalanan semakin licin. Disepanjang jalan kami bercanda-canda dan tak terasa pukul 12.00 kami tiba di Pos III.

Pada pos III ini terdapat sebuah bangunan beratap seperti pada pos I. Tim segera menurunkan carriernya dan beristirahat, namun saya dan Fahmi memilih untuk lanjut karena kami ingin perjalanan yang santai. (maksudnya biar ga ngantri dan macet), jadi kami start menuju shelter 1 lebih dulu. Selama perjalan saya dan fahmi mengobrol ringan. Jalur menuju shelter 1 sudah semakin nanjak tetapi masih banyak ditemui tempat-tempat landai (bonus) ada beberapa pohon besar yang bisa di jadikan acuan. Kalau tidak salah, saya melewati 8 buah pohon besar, barulah saya sampai di shelter 1. Selama perjalanan saya bertemu beberapa pendaki, kemudian saya disusul oleh Kang Toto, bang Tigor dan Abet, katanya Kang Toto mau mencari air di shelter 1. Setelah saya mempersilahkan Kang Toto untuk berjalan duluan, akhirnya hanya ada saya, Fahmi, Bang Tigor dan Abet (Penduduk Kayu Aro) yang mengantar akan mengantar kami ke puncak kerinci. Jalur menuju shelter 1 dapat ditempuh kurang lebih 1-1,5 jam. Paling lama 2 jam lebih. Diperjalanan saya menemukan sebuah pohon besar yang batangnya bolong dan membentuk sebuah Goa dengan tinggi lobang kurang lebih 1,7m, cukup menakutkan bagi saya apalagi jika tau ceritanya. Saya lebih memilih melanjutkan perjalanan menuju shelter 1. Abet mencoba menyemangati saya dengan cara menipu. “tuh nin udah pohon besar itu ada shelter 1.. ayoo” (padahal gak ada dan masih jauh) hahahahah.. kontan saya semangat lagi karena mendengar shelter 1 sudah dekat, ternyata saya ditipu.. begitulah terus saya ditipu sampai akhirnya saya benar-benar sampai di shelter 1. Hahahah (niatnya sih baik).

574573_3456471624570_2143478604_n

Pukul 14.30 saya tiba di shelter 1 dan langsung menurunkan carrier, tampak kang Toto datang dan bilang “wah, di sini gak ada air, airnya kering”. Sebenarnya saya mulai sedikit cemas karena persediaan air yang kami bawa dirasa masih kurang. Sambil menunggu teman-teman yang lain, saya beristirahat dan mulai mengeluarkan mukena untuk shalat. Shelter 1 adalah sebuah tempat yang terdapat tiang bangunan dari besi namun sudah runtuh, kemudian ada pohon besar dan tempatnya cukup luas dan datar. Disini bisa dijadikan tempat camp,tetapi akan lebih baik jika bisa camp di shelter 2 atau 3. Setengah jam saya menunggu di shelter 1, akhirnya teman-teman saya datang. Mereka langsung beristirahat dan mengeluarkan peralatan memasak. Rencananya kami akan makan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke shelter berikunya. A giring dan dibantu beberapa rekan lain mulai memasak mie untuk dimakan bersama-sama. Ada juga yang hilir mudik mencari buah-buahan semacam arbei berwarna orange dan rasanya asam. Ada juga yang shalat, dan hanya tidur-tiduran. Pokonya, shelter 1 saat itu tampak penuh, apalagi ditambah semakin banyaknya pendaki yang juga istirahat disana. Setelah makanan siap, kami segera menyantap mie dan nasi tersebut. Semabari menunggu teman-teman yang lain istirahat setelah makan, saya, Feby, bang Tigor, dan Fahmi memilih untuk mencuri start terlebih dahulu karena saya menginginkan perjalanan yang santai. Kang Ojat dan Abet bilang jika perjalanan ke shelter 2 akan semakin sulit karena kemiringan akan mencapai 45 derajat dan jalanan licin, serta kami akan menemui banyak jalur air. Mendengar itu saya semakin bersemangat untuk melangkah dan menyelesaikan perjalanan ini… yaaa memang benar sekali, kini jalur sangat berbeda dengan jalur sebelumnya, jika sebelumnya antar pos bisa dicapai dalam kurun waktu kurang dari 1 jam, perjalanan menuju shelter 2 cukup berat dan memakan waktu 2-4 jam. Pukul 14.30 saya mulai melangkahkan kaki bersama beberapa teman saya, sisanya masih ingin beristirahat. Jalur menuju shelter 2 terbilang siaga I (istilah menurut saya) artinya kencangkan carrier dan kuatkan tangan dan kaki kemudian tersenyum. Hahahahha. Lumayan lah, manjat-manjat sedikit di akar-akar pohon dan kepeleset sedikit karena licin. Diperjalanan ternyata saya sempat tersusul beberapa teman-teman saya, berat carriercukup menghambat saya dalam melangkah. Yaaa, 15 menit berjalan kemudian berhenti.. lirik kanan kiri… ngobrol2… begitulah terus. Tapi saya sangat menikmati perjalanan ini.

547261_3456487784974_637294050_n

Sebelum mencapai shelter 2, kami sempat beristirahat duduk-duduk di pohon tumbang dan bertemu dengan pendaki dari Bengkulu yang camp di sekitar sana. Karena waktu semakin larut akhirnya saya putuskan untuk lanjut lagi. Setelah bergelut dengan jalur akhirnya saya tiba di shelter 2. Awalnya kami memutuskan untukcamp di shelter 3, namun melihat kondisi cuaca yang semakin gelap dan katanya perjalanan menuju shelter3 akan lebih sulit, dan lebih lama jika membawa carrier, maka kami memutuskan untuk camp di shelter 2 saja, dengan catatan kami harus summit attack pada pada pukul 2.00 pagi. Jika dilihat dari segi waktu, kami akan lebih cepat sampai di puncak jika camp di shelter 3, namun akan memakan waktu perjalan dari shelter2 – ke 3 selama 3-4 jam lagi. Keuntungan camp di shelter 2, kami akan cepat beristirahat akan tetapi kami harus bangun lebih awal untuk summit attack dibanding jika kami camp di shelter 3.

Pukul 18.00 Tidar dan beberapa rekan lain sudah menunggu dan sudah mendirikan dome. Dengan cepat saya menurunkan carrier yang sudah mulai menyiksa pundak saya. Magrib pun datang, segeralah saya membersihkan diri dengan tisyu basah dan mulai merapikan perlengkapan. Shelter 2 terdiri dari beberapa lahan yang bisa dijadikan camp. Jika kita berbelok ke kiri dan agak turun ke bawah kita akan menemukan bangunan rangka besi yang sudah karatan dan disana banyak didirikan tenda.

Perjalanan pun sementara terhenti disini untuk bermalam dan mempersiapkan diri summit attack pada pukul 2 pagi nanti. Sangat disarankan agar pendaki tidak begadang sebelum summit attack karena sedikit banyak akan mengurangi daya kerja tenaga kita. Kita akan cepat lelah dan akan diserang rasa ngantuk saat perjalanan menuju puncak, terlebih lagi kita akan lebih rawan untuk jatuh sakit!

25 Agustus 2012

Pukul 02.00 alarm pun berbunyi, rasa dingin yang luar biasa membuat saya malas untuk bangun saat itu, apalagi semalam saya habis meminum obat, rasa ngantuk pun terus meminta saya untuk tetap tidur. Tetapi saya sadar, masa iya sudah sejauh ini saya melangkah dari rumah tetapi saya menyerah dengan rasa ngantuk, segeralah saya bangun dan melipat sleeping bag kemudian membangunkan yang lain. Pukul 02.30 kami semua sudah siap untuk summit attack. Sempat ada rasa lapar, hanya tak ada waktu lagi untuk memasak. Kami segera berkumpul dan berdoa bersama. Disarankan agar pendakian tetap beriringan bersama-sama. Headlamp siap, kamera siap, syal siap, sepatu jaket siap, hati siap! Oke summit attack!

526240_3456488945003_1492310059_n

Belum apa-apa, diawal perjalanan menuju shelter 3 nafas sudah memburu bergulat dengan waktu. Kondisi jalur yang cukup licin, dengan kemiringan 60-70 derajat, serta oksigen yang semakin menipis memperlambat langkah kami. untunglah saat itu gelap, setidaknya kami tidak begitu stress karena jalur yang bisa kami lihat hanya berjarak 2-4 meter saja. Kalo orang sunda bilang (teu kaciri ngempladna), ditengah perjalanan kami sadar ada 3 pendaki dari Jakarta yang ketinggalan, Dona, Dimas dan Gopal. Akhirnya sebagian menunggu mereka dan sebagian lagi meneruskan ke shelter 3 dan memutuskan menunggu disana. Saya membayangkan jika saya pergi ke shelter 3 dengan membawa carrier, *halah rasanya akan sangat berat dan lama*.Robby sempat bilang sesuatu pada saya dan membuat saya tertawa “nin, kalo kita ngecamp di shelter 3, bawa-bawa ransel, pokonya ranselnya mau saya Banting!!!!!” katanya sambil terongoh-onggoh nafas. Hahahahha… untunglah perjalanan summit attack tidak banyak membawa beban berat, hanya alat-alat yang dirasa penting saja. Mungkin karena badan kami terasa ringan lepas daricarrier, kami bisa dengan gesit melangkah memanjat akar-akar, dan berjalan disela-sela bebatuan sehingga waktu tempuh yang dibutuhkan dari shelter 2 menuju shelter 3 hanya 1 jam 15 menit. Jika kami berjalan dengan menggunakan carrier mungkin waktu tempuh bisa jadi 2-3kali lipatnya.

217906_3456511265561_2124907937_n

Pukul 3.45 akhirnya kami tiba di shelter 3. Shelter ini terdapat dataran yang cukup luas dan bisa dijadikan tempat camp. Akan tetapi harus waspada terhadap tiupan angin karena daerahnya cukup terbuka. Tidar, Kang Toto, Yopie, dan Abet yang sebelumnya sudah sampai duluan untuk mencari air mengatakan tidak ada air (disisi kiri) katanya sumber air disana cukup kotor dan sangat sedikit. Ada juga sumber air di sebelah kanan, akan tetapi kami haru turun kurang lebih setengah jam ke arah jurang dan akan menemukan sumber air disana. Setelah kami sempat berfoto, kami mulai merasakan kedinginan karena kami hanya diam menunggu 3 orang yang terpisah. Saya memutuskan untuk lanjut duluan karena saya merasa langkah saya lambat. Akhirnya saya ditemani beberapa rekan mulai melanjutkan perjalan dan sisanya menunggu Gopal, Dimas, dan Donna yang sejak tadi terpisah. Kata Kang Ojat, perjalanan menuju puncak dari shelter 3 ini hanya 1,5 jam itu pun jika tidak banyak berhenti dan terus berjalan.

185120_3456535786174_1163366447_n

Mengingat waktu tempuh yang cukup singkat itu, saya langsung semangat meneruskan perjalanan, tetapi jalur pasir memperlambat langkah kami. Dari mulai shelter 3, jalur menuju puncak sudah mulai didominasi oleh pasir dan tumbuh-tumbuhan pendek. Untunglah pasir yang kami injak tidak cepat rapuh, sehingga lebih memudahkan kami untuk melangkah, akan tetapi jika terlalu lama berdiri maka akan merosot juga. Langkah demi langkah saya lewati. Tak banyak berbicara, hanya tiupan angin dan sesekali saya terpeleset, terkadang saya juga butuh bantuan untuk memanjat beberapa batuan. Di perjalanan saya bertemu dengan Abet, ya seperti biasa dia menipu saya lagi dengan bilang setelah ini ada puncak,, setelah tanjakan itu lah ini lah.. hahahahha… yaa,, tapi lumayan untuk membakar semangat saya..

405796_3456327220960_1824760108_n

lambat laun langit sudah mulai cerah, semakin tergambar di balik punggung saya suatu pemandangan indah yang benar-benar sulit tergambarkan dengan kata-kata. Cahaya matahari menyinari gunung tujuh beserta danaunya. Hamparan awan seakan mengajak saya berguling-guling lembut diatasnya, hanya satu kata SUBHANALLAH! Saya tergoda untuk duduk dan mengabadikan pemandangan yang jarang saya temui ini. Febby dan Abet yang melihat saya banyak berfoto mulai bergegas duluan menuju puncak. Meskipun saya tidak bisa mengejar sunrise di puncak, tapi bagi saya sunrise di puncak hanyalah bonus.. bonus bagi siapa yang mau mengambilnya..

523075_3456330421040_366348389_n

Hari sudah semakin cerah, kini saya diburu waktu. Agar tidak menghabiskan waktu di lereng gunung, saya segera bergegas berdiri dan melanjutkan perjalanan ini. Pukul 7.00 saya tiba di pos Tugu Yuda. Katanya disini dulu ada seorang pendaki hilang dan tidak ditemukan jasadnya bernama Yuda, sehingga tempat ini dinamakan Tugu Yuda. Saya sempat berfoto-foto terlebih dahulu, ah.. tapi saya ingat, lagi-lagi saya sedang di buru waktu harus bergegas menuju puncak. Dari Tugu Yuda hingga ke puncak kurang lebih hanya 15 menit saja. Di sela perjalanan saya bertemu dengan seorang pendaki yang bercerita bahwa dulu ia tidak sampai puncak karena belerang dari kawah Kerinci sudah keluar, sehingga membuat matanya perih dan sesak nafas. Belum sampai ia di puncak, kemudian ia kembali lagi. Sehingga pendaki tersebut berpesan “dek, banyak berdoa aja semoga asap belerangnya gak keluar sebelum sampai puncak ya..” mendengar cerita itu saya segera melanjutkan perjalanan lagi. Iya juga sih.. menurut informasi yang saya dapatkan kawah kerinci juga mengeluarkan asap belerang seperti kawah di Mahameru, namun Abet bilang “asapnya gapapa kok” .. (iyee kata elu) haha..

376659_3456280899802_1527989324_n

Oke! Pukul 7.20 akhirnya saya tiba dipuncak.. TOP of Sumatra!! Yihaaa… hal pertama yang saya lakukan adalah bersujud dan mengangis.. haru, senang, sedih semuanya jadi satu.. tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dengan segera saya bertemu Tidar yang sudah menunggu sambil kedinginan, kami langsung membentangkan bendera merah putih dan Phipetala!!!

293256_3456357661721_2111304835_n

582768_3456317180709_234024092_n

Tuhan.. Terimakasih atas malaikat-malaikatmu.. Terimakasih atas tiupan angin yang berhembus membawa semua lelahku… Terimakakasih atas setiap helaan nafas diantara langkah.. terimaksih atas tubuh yang Kau ciptakan untukku… Terimakasih atas air mata yang masih bisa mengalir… Terimakasih atas segala izinMu.. Terimakasih atas segala PerlindunganMu.. Terimakasih untuk Kawan-kawanku.. Terimakasih juga untuk diriku yang mau diajak melangkah sejauh itu.. Aku tak bisa tanpaMu Tuhan…

 nindiaaaa

Kupersembahkan ini untuk orang-orang yang aku sayang.. untuk wanita-wanita Indonesia.. untuk Tumpah darahku.. Untuk negriku..

523492_3456349381514_1593454990_n

nindi

Catatan Waktu Pendakian Gunung Kerinci 3805mDpl

21 Agustus 2012

–        22.00                    = Berangkat dari Tasikmalaya

22 Agustus 2012

–        06.02                    = Tiba di Pasar Rebo-Jakarta menjeput rombongan

–        08.00                    = Tiba di pelabuhan Merak

–        10.00                    = Tiba di Bakauhuni Sumatra

–        18.30-20.00        = Tiba di Rumah kak Awal kecamatan Lempuing-Palembang untuk Istirahat

–        00.30-01.00        = Tiba di jembatan Ampera untuk berfoto

23 Agustus 2012

–        12.00-14.00        = Tiba di Rumah Bang Ibek kecamatan Sarolangun-Jambi untuk Istirahat

–        17.00                    = Tiba di Bangko

–        19.50                    = Tiba di Gatlat Gajah (Perbatasan Jambi-Kerinci)

–        23.15-12.00        = Tiba di Kota Sungai Penuh mencari Logistik dan Istirahat

–        01.00                    = Tiba di Desa Bedeng Dua Kecamatan Kayu Aro

24 Agustus 2012

–        08.00                    = Bangun dan Packing Ulang

–        09.30                    = Berangkat dari Desa Kayu Aro

–        10.00                    = Tiba di Tugu Macan/Simpang Macan

–        10.15                    = Tiba di R10 (Start Pendakian)

–        10.22                    = Tiba di Pintu Rimba

–        10.40                    = Tiba di Pos I

–        11.10                    = Tiba di Pos 2 (Bangku Panjang)

–        12.00                    = Tiba di Pos 3 (Batu Lumut)

–        13.20-14.30        = Tiba di Shelter 1

–        18.00                    = Tiba di Shelter 2

–        21.00                    = Tidur

25 Agustus 2012

–        02.00                    = Bangun dan Packing untuk Summit Attack

–        02.30                    = Start Pendakian

–        03.45                    = Tiba di Shelter 3

–        07.00                    = Tiba di Tugu Yuda

–        07.20                    = Tiba di Puncak Kerinci 3805 MDPL

26 Agustus 2012                              Perjalanan Turun Gunung dan menginap kembali di Desa Kayu Aro

27 Agustus 2012                              Perjalanan Pulang Ke Tasik, mampir lagi di rumah Ibek

28 Agustus 2012                              Sampai di Tasik pukul 20.00.